Medialingkungan.com –  Kepala Kepolisian Sektor Jembang Kabupaten Kutai Barat, memberikan surat panggilan kepada Petrus Asuy sebagai tokoh masyarakat adat Muara Tae untuk menghadiri pertemuan mediasi atas permintaan PT. BSMJ terkait klaim lahan masyarakat adat di kampung Muara Tae, Petrus Asuy diminta menandatangani dokumen verifikasi lahan pada 22/06/2016 lalu.

Akan tetapi melalui surat balasan atas pemanggilan Kapolsek, Petrus Asuy dengan tegas bahwa dirinya tak akan menghadiri pertemuan tersebut karena Kapolsek tidak sepantasnya melakukan mediasi yang bukan merupakan kesepakatan kedua belah pihak, dan ditengarai bahwa dokumen verifikasi kepemilikan lahan tersebut tidak valid, seperti yang telah dilansir (23/06) AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara).

Akibat penolakan pertemuan tersebut terjadi intimidasi dan ancaman pembunuhan bagi masyarakat adat Muara Tae. seperti yang dilansir Mongabay mengatakan “Kami sekeluarga mendapat ancaman pembunuhan dari Pak Sokeng, karena menolak menyerahkan lahan adat,” kata Masrani, anak Petrus Asuy, Senin (27/06/16).

Abdon Nababan selaku Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara menyatakan, “Inkuiri Nasional Komnas HAM RI telah menemukan beragam pelanggaran HAM kolektif maupun individual yang dialami masyarakat adat Kampung Muara Tae.


Buldozer yang digunakan oleh pihak perusahaan untuk membuka hutan adat di Muara Tae, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Rabu (29/06): (Foto : Margaretha Beraan)

Masyarakat adat Muara Tae berkali-kali menghadang bulldozer dan berjuang  melakukan perlawanan untuk mempertahankan wilayah adatnya. Dalam perjuangan panjang perlawanan tersebut, masyarakat Muara Tae mengalami berbagai bentuk kekerasan, intimidasi, dan kriminalisasi.

Sejak 1971 terjadi konflik agrarian yang saat ini tidak terselesaikan dengan luasan 12.000 hektar telah disekat-sekat oleh enam perusahaan di kampung Muara Tae. Adanya perusahan tersebut telah memicu konflik yang berkepanjangan terhadap penolakan HPH, HTI, Perkebunan Kelapa Sawit yang hendak menguasai lahan dari suku Dayak Benuaq. {Ilham Nasir}


sumber : http://medialingkungan.com/index.php/news/nasional/intimidasi-akibat-konflik-lahan-resahkan-masyarakat-adat-muara-tae

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *