Sampai saat ini permasalahan konflik masih marak terjadi dalam pengelolaan hutan di Indonesia. Masalah tenurial menjadi isu utama dalam maraknya konflik yang terjadi. Tumpang tindih hak yang melekat pada masing-masing pihak seringkali berbenturan dalam pengelolaan hutan.
Sejak berdiri pada tahun 2001 WG-Tenure menaruh perhatian besar pada isu tenure dan mendorong terwujudnya kepastian tenurial masyarakat adat, masyarakat lokal, dan masyarakat lainnya yang berhak dengan tetap menjamin fungsi hutan dan keberlanjutan pembangunan. Dimulai tahun 2009, Pelatihan Pemetaan Konflik menjadi salah satu agenda kegiatan WG-Tenure untuk meningkatkan pemahaman dan ketrampilan parapihak terhadap isu tenure dan pemetaan konflik. Pada Februari 2014 Pusdiklat Kehutanan telah menerbitkan Kurikulum Silabus Diklat Pemetaan Konflik melalui SK No. 35/Dik-2/2014. Beberapa perangkat analisis land tenure dikenalkan dalam Kurikulum dan Silabus ini, yaitu Rapid Land Tenure Assessment (RaTA), Analisis Gaya Bersengketa (AGATA), HuMa-WIN, dan dilengkapi dengan Analisis Gender.
Selengkapnya dapat diunduh disini.
Versi Bahasa Inggris dapat diunduh disini.
Pocket Book : Practical Guidance for Using RaTA – AGATA – HuMAWIN – and Gender Analysis Tools for Rapid Assessments of Tenurial Conflicts in Forest Areas.